Wednesday, June 13, 2018

Mencintai Kesederhanaan Alat (Gear)



Pengen berkarya, tapi udah ngeluh duluan karena alat yang masih kelas bawah (?)

Aneh.

Kenapa harus mikirin alat yang pro? alat sederhana pun jika digunakan dengan maksimal, itu udah bagus. Orang yang pro awalnya juga berkarya memakai alat low end. Karena dari low end itulah lama-lama bisa high end.

Ilustrasi Gadget Sederhana dari today.line.me

Sebagai orang yang suka bikin konten di berbagai platform sosmed, gue gak pernah ngeluh dengan alat yang gue punya. Jika bosan dengan alat yang itu-itu aja, itu saatnya gue harus kerja keras. Gue kerja, trus dapet gaji, beli kamera sony. Abis itu, resign. hehehehe.

Jadi pada tahun 2014/2015, gue mulai bikin video-video Instagram. Cuma modal handphone, itupun punya bokap. Mendingan handphone yang punya resolusi kamera bagus, ini handphonenya dengan harga satu jutaan (maksudnya bokap yang beli, bukan gue). Syukurnya, tuh handphone bisa ngerekam video dengan resolusi 720p. Ya, standar.

Monday, June 4, 2018

Comeback

Comeback? iya, gue harus comeback
Kenapa?

Jadi, cerita gini...

Hidup gue akhir-akhir ini gak tahu mau kemana. Umur udah bertambah, temen-temen udah pada hilang (udah pada kawin dan kerja kantoran), dan status gue tuh masih aja single. 

Njir, tulisan gue kaku banget udah berapa abad gak nulis.

Karena gue termasuk orang yang punya typical menolak tua, setiap bertambahnya usia gue dan berubahnya fisik, gue tuh pengen aja selalu bermain dengan hal yang gue sukai (salah satunya ngeblog ini). Gue tuh orangnya gampang kangen dengan kenangan-kenangan indah yang pernah gue jalani. Apalagi, orang-orang bilang ke gue kalau gue tuh harus jalani apa yang pernah gue jalani. Btw, orang-orang pada kenal gue pada saat jadi bintang Instagram.

"Sayang banget, padahal followers udah banyak, bla bla bla"

Ehm, gue udah ngerasa nih ya, kalau followers bejibun itu gak menjamin hidup lo bahagia kok. he..he..he

Gue mau cerita sedikit kenapa gue sempat meninggalkan passion yang pernah gue jalani. kayak ngeblog, jadi selebgram, musik, hingga yang terakhir ini bikin akun absurd yang out of the box di Youtube.

Thursday, July 10, 2014

Efek Pasca Pilpres


Pilpres baru aja usai pada hari kamis (9 juli 2014) kemaren. Sebelumnya, banyak orang-orang yang sangat antusias mendukung Capres jagoannya hingga (beberapa orang) melakukan yang namanya Black Campaign. Pasca pilpres, seolah-olah itu telah berlalu (walaupun sedikit masih ada), dan sekarang beralih kepeduliannya terhadap sebuah insiden yang menerpa Palestina baru-baru ini. Israel telah memulai pertempurannya kembali terhadap Palestina.

"Semoga Allah melindungi Palestina. Amin" 

 Amin...

Orang-orang pun juga nggak sabar menunggu hasil dari angka pemilihan siapa yang menang jadi presiden. ada yang deg-deg-an, Bodo amat, dan melakukan nazar kalau capres jagoannya menang.

Salah satu contoh nazarnya seperti ini..


Pengen banget tuh mas-mas dibecandain Tuhan sesekali...

Oke lah, gue akan menjelaskan secara lengkap efek dari pasca Pilpres ini. Cekidot!

Friday, July 4, 2014

Tips Memilih Calon Pemimpin


Pilleg udah berakhir, para calon pemimpin partai semakin berlomba-lomba untuk mendapat simpati dari Rakyat. Dari situ makin banyak meninggalkan sampah yang menghiasi media-media. 

Banyak calon pemimpin yang kreatif dengan kampanye dan kalimat-kalimat janjinya. Tapi balik lagi, calon pemimpin yang kreatif belum tentu bisa bikin Indonesia lebih baik. Siapa yang bisa bikin Indonesia lebih baik? Tentunya diri kita sendiri sebagai Rakyat. Apapun usaha pemerintahannya, nggak akan bisa kalau nggak dibantu oleh Rakyatnya sendiri. 

"Gue bingung mau milih siapa yang pantes jadi presiden, kayaknya golput aja, nih.."

Jangan sampai golput, deh. Justru dengan golput akan meninggalkan penyesalan. Misal gini, lo nggak milih, tiba-tiba orang yang lo nggak seneng sama kinerjanya malah jadi pemimpin. Dalam pikiran lo, "Kok bisa ya nih orang jadi pemimpin! Padahal Kinerjanya jelek bla..bla..bla..". Salah sendiri, dong, kenapa nggak milih orang selain dia. Justru semakin banyak yang golput, para calon pemimpin yang jelek akan mendekati peluang untuk menang. Logikanya, pemimpin yang baik nggak banyak dapet suara. Gimana dapet suara banyak, pemilih/pendukungnya kebanyakan golput.

"Makanya, gue juga bingung siapa calon pemimpin yang baik untuk periode sekarang.."

Tetap aja sih, kebanyakan yang namanya nggak tahu karena diri sendiri yang nggak mau tahu. Tapi, gue akan ngasih tips dan ciri-ciri gimana sih calon pemimpin yang baik itu. Langsung saja, cekidot!

Tuesday, June 24, 2014

Berharap Imbalan, Pentingkah?


Ceritanya, waktu itu gue lagi menikmati hidangan disebuah rumah makan. Di sebuah rumah makan yang nggak gede-gede amat tapi dihuni oleh mbak-mbak cantik, itulah yang bikin gue mau mengunjungi rumah makan itu. Makanannya juga enak banget, dan yang paling penting harganya yang murah. Letak rumah makannya juga strategis, tepat didepan sekolahan. Jadi, selain melihat mbak-mbak yang cantik, gue juga bisa melihat remaja-remaja yang cantik dan berkeringat dengan seksinya.

"Lo mau cerita apaan, sih?"

Gue nggak lagi nyeritain tentang rumah makan. Tapi disitulah letak latar ceritanya, apa boleh buat gue ceritain dulu tempat latarnya, biar ceritanya bisa hidup. 

"Terserah lo dah!"

Oke, di rumah makan itu gue nemuin cerita yang menarik untuk diceritakan. Ada seorang tunawisma yang minta-minta di rumah makan itu. Lalu, salah seorang mbak-mbak kasir mengatakan kalau disini nggak nerima sumbangan dalam bentuk apapun atau sejenisnya, apalagi minta-minta. Tunawisma itupun protes kenapa kata-kata itu nggak dipajang aja sekalian didepan pintu rumah makan itu. Mbak yang cantik itupun menjawab dengan nada kesal dan mengusir tunawisma tersebut.

Nggak sampai disitu, mbak kasir itupun menceritakan ke teman-temannya yang memang kepo soal kejadian barusan di rumah makan tersebut. Dalam hati gue, ini mbak cantik-cantik tapi ngeselin. Paling ngeselinnya ada satu kutipan kata yang paling gue inget dari mulut mbak itu..katanya "Kenapa musti dikasih, walau dikasih pun tunawisma itu nggak ngasih dampak untung buat rumah makan ini.." Memang, sih, ada peraturan tentang pemberian uang kepada tunawisma.